Friday, September 4, 2020

0 Makalah Pidato Dan Ceramah


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah, memberikan rujukan. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.
Pengertian pidato menurut beberapa ahli : 
1) Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak yang berupa komunikasi satu arah dan digunakan dalam forum resmi (Wisanggeni, 2017); 
2) Pidato adalah berbicara di hadapan orang banyak dalam rangka menyampaikan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk musyawarah, memberikan rujukan, dan sebagainya (Slamet,2007); 
3) Pidato adalah ungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yangditujukan kepada orang banyak (Mukoyimah, 37 (2): 319); 
4) Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunkan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi wajah, gesture, kontak pandang,dll.) (Yuni, 1(1): 70). 
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa inti dari pidato adalah seni berbicara dihadapan massa, audiens, atau orang banyak dengan berbagai maksud dan tujuan.Hakikat keterampilan berpidato pidato adalah keterampilan berbicara di depan umum dalam komunikasi satu arah atau dua arah dan pengungkapan gagasan yang disampaikan dengan persiapan yang matang meliputi penguasaan materi dan kesiapan mental.
B. Tujuan Berpidato
Pidato memiliki tujuan penyajian yaitu:
1) Menyampaikan informasi (informative) yaitu pidato yang bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar. 
2) Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive) yaitu pidato yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan suatu hal. 
3) Menghibur pendengar (rekreatif) yaitu pidato yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan pendengar.
4) Menekankan aspek-aspek pendidikan (educative) yaitu pidato yang berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan. 
5) Persuasif  bertujuan ingin mengajak, membujuk para pendengarnya.
6) Argumentatif bertujuan ingin meyakinkan pendengar.
7) Deskriptif bertujuan ingin melukiskan, menggambarkan suatu keadaan.
C. Jenis-jenis Pidato
Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
a) Pidato Informasi
Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sungguh.
Contoh pidato informasi adalah berikut ini :
Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara
b) Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik karena dia bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan tidak mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut :
Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut.
c) Pidato Aksi
Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan semangat.
Contoh pidato aksi adalah :
1)      Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat Indonesia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang melawan penjajah.
2)      Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

D. Metode Pidato
Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini :
a) Metode Impromptu
Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.
Kelebihan :
• Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
• Gagasan datang secara spontan
• Memungkinkan pembicara terus berpikir
Kelemahan :
• Menimbulkan kesimpulan yang mentah
• Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
• Gagasan yang disampaikan ngawur
• Demam panggung
b) Metode Menghafal
Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata.
Kelebihan :
• Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
• Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kelemahan :
• Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha
• Untuk mengingat kata-kata
• Memerlukan banyak waktu
c) Metode Naskah ( Manuskrip)
Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-pidato resmi.
Kelebihan :
• Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
• Pernyataan dapat dihemat
• Kefasihan bicara dapat dicapai
Kelemahan :
• Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka
• Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
• Pembuatannya lebih lama
d) Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman. Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara atau orang yang berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-kata sendiri. Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan ide.
Kelebihan :
• Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
• Pesan dapat fleksibel
Kelemahan :
• Kemungkinan menyimpang dari garis besar
• Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.

E. Persiapan Pidato
Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah berikut ini :
a) Merumuskan tujuan pidato
b) Menganalisis pendengar dan situasi
c) Memilih dan menyempitkan topik
d) Mengumpulkan bahan
e) Membuat kerangka (outline) 
f) Menguraikan isi pidato secara terperinci
g) Berlatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3 langkah sebagai berikut :
1)     Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c).
2)      Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-langkah (d), (e) dan (f).
3)      Latihan oral, yaitu langah (g).
Hal- hal yang perlu disiapkan oleh orang yang berpidato sebagai berikut.
1. Menentukan topik dan tujuan pidato
Topik merupakan persoalan yang dikemukakan, sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar berkenaan dengan persoalan yang dikemukakan.
2. Menganalisis pendengar dan situasi
Dengan menganalisis situasi akan didapatkan jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara harus menyesuaikan diri dalam menyampaikan uraiannya dan memberi jalan untuk menentukan suatu sikap yang harus diambil dalam menghadapi para pendengar. Menganalisis pendengar dapat dilakukan dengan cara mengaitkan pokok pembicaraannya dengan persoalan hidup pendengar.
3. Memilih topik dan menyempitkan topik
Pemilihan topik hendaknya disesuaikan dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan pendengar yang akan hadir dalam pertemuan. Topik yang akan disajikan harus disempitkan atau dibatasi, disesuaikan dengan waktu yang disediakan.
4. Mengumpulkan materi pidato
Materi pidato harus berhubungan dengan persoalan atau topik yang akan dibahas. Lebih banyak dan lebih lengkap bahan yang diperoleh akan memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah. 
5. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato
Kerangka pidato dibuat terperinci dan tersusun baik. Dalam kerangka tersebut persoalan yang akan dibahas dibagi menjadi beberapa bagian / sub-subtopik.  Tiap bagian dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang menjelaskan bagian sebelumnya. 
6. Menguraikan secara mendetail
Dalam penyusunan naskah hendaknya dipergunakan kata-kata yang tepat, 
penggunaan kalimat yang efektif, pemakaian istilah-istilah dan gaya bahasa yang dikehendaki sehingga dapat memperjelas uraian. 
7. Melatih dengan suara nyaring 
Dengan melakukan latihan, seorang pembicara akan dapat membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat. (Gorys Keraf, 1994: 317-339) 
F. Menulis Naskah Pidato
a.Teknik Menulis Naskah Pidato
1) Mengumpulkan bahan
Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan apa-apa yang telah Anda ketahui mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup maka  harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.
2)Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan tujuan bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi.
Inti dari kerangka pidato dalah berikut ini :
a) Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (apabila ada yang akan diberi ucapan) dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato.
b) Isi
Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas topik atau pokok utama dan subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama.
c)Penutup
Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (apabila ada), dan salam penutup. 
G. Susunan Naskah Pidato
Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut :
1). Pembukaan
Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya :“Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”“Salam sejahtera selalu”
2). Pendahuluan
Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan, atas waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam pidato.
3). Isi Pokok
Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan. Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal sampai akhir.
4). Kesimpulan
Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
5). Harapan
Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini.
“… dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”.
6). Penutup
Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada para hadirin.“sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”.“Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”. 
6.      Menguraikan Isi Pidato
Dengan mempergunakan kerangka yang telah dibuat, ada 2 hal yang dapat dilakukan :
a) Mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan
b) Menulis atau menyusun naskah pidato secara lengkap untuk dibacakan atau dihafalkan.
Bagian pendahuluan dan penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato sehingga tidak diuraikan secara terperinci disini tetapi dapat diihat langsung pada contoh naskah pidato setelah bahasan isi selesai dibicarakan. Jadi, yang akan dijelaskan secara terperinci adalah bagian isi pidato. 
7.      Struktur Isi Pidato
Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal sampai akhir. Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain :
a. Alur Dasar Pidato
1)Tahap perhatian
Tahap perhatian adalah tahap pertama yang dilakukan pembicara atau orang dengan baik.
2)Tahap kebutuhan
Tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal peting yang disampaikan pembicara.
3) Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah atau kerangka pidato.
b. Pola Organisasi Pidato
1) Pola urutan
Ada dua macam pola urutan yang digunakan untuk menyusun isi pidato, yaitu :
a) Urutan Kronologis
Urutan Kronologis adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data tertentu, bergerak maju atau mundur secara sistematis.
b) Urutan ruang
Urutan ruang adalah susunan isi yang berurutan berdasarkan kedekatan fisik satu dengan yang lainnya.
2) Pola sebab
Organisasi pidato yang menggunakan pola sebab bergerak sebagai berikut:
a) Dari suatu analisis sebab di saat ini bergerak kearah analisis akibat di masa yang akan datang.
b) Dari deskripsi kondisi disaat ini bergerak ke arah analisis sebab-sebab yang memunculkannya
3) Pola topik
Organisasai pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila materi yang dibicarakan lebih dari  satu periode atau kelompok. 

H. Gaya Langgam Dalam Berpidato
Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering timbul dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.
a. Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.
b. Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan .
c. Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakan langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.
d. Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipakai pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.
e. Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.
f. Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah (mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan panggung sandiwara.
I. Tempo, Dinamik, dan Warna Suara Dalam Berpidato
Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati, misalnya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan. 
J. Ceramah
Ceramah merupakan pesan yang tujuannya memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk  pada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia  ceramah adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat serta petunjuk-petunjuk pada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat pada pengertian tersebut, ceramah bisa diartikan sebagai bentuk dari dakwah yakn dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan lewat lisan.
K. Ciri-ciri Ceramah
1) Mempunyai struktur yang lengkap, terdiri atas pendahuluan, isi, penutup.
2) Isi ceramah sesuai pada kegiatan yang ada.
3) Isi ceramah esti objektif, jelas, dan benar.
4) Isi ceramah tidak akan menimbulkan perselisihan di masyarakat.
5) Bahasa yang dipakai penceramah mudah dipahami pendengar.
6) Bahasa yang dipakai penceramah mesti santun dan rendah hati.
L. Jenis-jenis Ceramah
1) Ceramah Umum
Ceramah umum merupakan pesan yang tujuannya untuk memberikan sebuah nasehat serta petunjuk-petunjuk yang ditujukan terhadap khalayak ramai, atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum semuanya bersifat menyeluruh, maksudnya tak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang sudah tua maupun yang masih muda, materinya pun tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
2) Ceramah Khusus
Ceramah khusus merupakan ceramah yang bertujuan  untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk terhadap mad’u atau khalayak tertentu dan bersifat khusus baik itu materinya ataupun yang lainnya. Pada ceramah khusus ini, banyak batasan-batasan yang dibuat contohnya materi yang menyesuaikan dengan keadaan. Misalnya Peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
M. Tujuan Ceramah
1) Informatif
Informatif artinya untuk memberikan informasi pada pendengar tentang sebuah hal sehingga pendengar busa memahami atau mengerti isi informasi dengan jelas dan benar.
2) Persuasif
Persuasif artinya mengajak pendengar agar mengikuti apa yang sudah pembicara sampaikan supaya keyakinan pendengar semakin bertambah untuk melakukan sesuatu kearah yang lebih baik lagi.
3) Argumentatif
Argumentatif artinya untuk meyakinkan pendengar tentang sebuah hal.
4) Deskriptif
Deskriptif artinya untuk menggambarkan atau melukiskan tentang suatu keadaan.
5) Rekreatif
Rekreatif artinya untuk menghibur audiens atau pendengar supaya merasa puas.
6) Naratif
Naratif artinya untuk menceritakan sebuah hal pada pendengar. 
N. Unsur-unsur Ceramah
a) Penceramah
Unsur dari ceramah yang pertama ialah penceramah itu sendiri yakni orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk menjadi seorang penceramah, wajib mempunyai ilmu yang lengkap terhadap materi yang diberikan pada pendengar. 
b) Pendengar
Unsur ceramah yang kedua ialah pendengar. Pendengar adalah orang yang menerima nasehat serta petunjuk dari penceramah.
c) Materi
Materi ceramah yang diberikan berasal dari ajaran-ajaran sebuah agama. Tapi, ceramah yang baik adalah ceramah yang bisa dan sanggup membuat pendengar terdorong serta tergugah untuk melakukan nasehat-nasehat yang sudah diberikan oleh penceramah. Selain itu, materi ceramah mesti disusun secara sistematis supaya materi disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pendengar.
O. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara-cara yang dipakai oleh seorang penceramah untuk menjelaskan materi. Metode ceramah terbagi menjadi:
a) Impromptu 
Metode Ceramah tanpa adanya persiapan.
b) Menghafal
Metode ceramah sudah melakukan persiapan, kemudian menghafalnya.
c) Membaca naskah
Metode ceramah dengan cara membaca naskah lengkap.
d) Ekstemporan
Metode ceramah yang menuliskan poin-poin sebagai catatan pengingat.
P. Struktur Ceramah
1. Pendahuluan
• Pembuka
Bagian yang berisi salam pembuka, ucapan syukur, serta ucapan penghormatan.
• Pengantar
Bagian yang berisi paragraf pengantar yang berpokok pada topik.
2. Isi Ceramah
• Inti
Bagian ini berisi paparan dari penceramah, pandangan umum penceramah,serta ilustrasi dari materi yang disampaikan oleh penceramah.
• Gagasan
Bagian ini berisi mengenai ide besar yang mau disampaikan penceramah kepada pendengar. Ceramah yang baik dan bagus berisi satu gagasan besar yang lalu bisa dikembangkan dalam subtopik.
3. Penutup
• Simpulan.
Ucapan permintaan maaf.
• Salam penutup.
Q. Kaidah Kebahasaan Ceramah
a) Memakai kalimat simpleks tunggal dan kompleks majemuk.
b) Memakai kata kerja mental, misalnya memprihatinkan.
c) Kalimatnya bersifat deklaratif serta imperatif (persuasive atau ajakan).
d) Memakai kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-akibat) satu dan yang lainnya.
e) Memakai kata-kata teknis atau peristilahan yang berhubungan dengan topik yang dibahas penceramah.
f) Memakai kata sapaan orang kedua atau ketiga yang sesuai dengan bahasa adat setempat, santun serta sesuai dengan kondisi atau situasi.

0 Globalisasi Dalam Bidang IPTEK


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi adalah proses terjadinya ketergantungan antara manusia dan antara bangsayang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Di negara-negara industri maju pertumbuhanekonomi ditentukan oleh pengembangan dan penguasaan IPTEK, sedangkan di negara-negaraberkembang lebih dipengaruhi oleh produktivitas dan efisiensi. Seiring berjalannya waktu,IPTEK telah berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan zaman. Di zaman modern iniIPTEK tidak diragukan lagi dalam kegunaannya. IPTEK telah banyak membantu manusia untukmembantu pekerjaannya sehari – hari. Pada era globalisasi ini IPTEK sangat dibutuhkankeberadaannya. 
Selain itu di Negara berkembang seperti di Indonesia, perkembangan IPTEK menjadisalahsatutolak ukur untuk mengetahui seberapa jauh Negara itu berkembang. Kemajuan IPTEKyang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyakkemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.


B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan dan teknologi?
2. Bagaimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi?
3. Bagaimanaperkembangan dari adanya globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi?
4. Bagaimana pengaruh penerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian ilmu pengetahuan dan teknologi
2. Untuk mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam era globalisasi
3. Untuk mengetahui perkembangan dari adanya globalisasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
4. Untuk mengetahui pengaruh penerapan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
















BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) itu; atau pengetahuan atau kepandaian tentang soal duniawi, akhirat, lahir, batin, dsb. Dalam Wikipedia Indonesia, Ilmu(atauilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Selain itu, beberapa tokoh telah menuliskan definisi ilmu antara lain sebagai berikut :
1) Menurut Nazir(1988), Ilmu adalah pengetahuan yang bersifat umum dan sistematis, pengetahuan dari mana dapat disimpulkan dalil – dalil tertentu menurut kaidah – kaidah umum.
2) Menurut Shapere (1974), konsepsi ilmu pada dasarnya mencakup tiga hal yaitu adanya rasionalitas, dapat digeneralisasi dan dapat disistematisasi.
3) Menurut Schulz (1962),Pengertian ilmu mencakup logika, adanya interpretasi subjektif dan konsistensi dengan realitas sosial.
4) Menurut Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
5) Menurut Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
6) Menurut Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
7) Menurut Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
Secara garis besar, ilmu merupakan suatu kumpulan proses dengan menggunakan suatu metode ilmiah yang menghasilkan suatu pengetahuan yang sistematis.
Secara etimologi ilmu berasal dari kata “ilm” (Bahasa Arab), Science (Bahasa inggris) atau Scientia (Bahasa Latin) yang mengandung kata kerja scire yang berarti tahu atau mengetahui. Lalu apa perbedaan ilmu dengan pengetahuan? Pengetahuan yang merupakan padan kata dari knowledge merupakan kumpulan fakta – fakta, sedangkan ilmu adalah pengetahuan ilmiah/sistematis.  Kumpulan fakta – fakta tersebut merupakan bahan dasar dari suatu ilmu, sehingga pengetahuan belum dapat dikatakan sebagai ilmu, namun ilmu pasti merupakan pengetahuan.
 Yang dimaksud dengan atau pengertian tentang ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang didasarkan atas fakta-fakta di mana pengujian kebenarannya diatur menurut suatu tingkah laku sistem. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu.
1) Ilmu pengetahuan menurut Horton, P, B., dan Chester L, H merupakan upaya pencarian pengetahuan yang dapat diuji dan diandalkan, yang dilakukan secara sistematis menurut tahap-tahap yang teratur dan berdasarkan prinsip-prinsip serta prosedur tertentu sedangkan tekonologi adalah penerapan penemuan-penemuan ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah praktis.
Ilmu pengetahuan pada dasarnya memiliki tiga komponen penyangga tubuhpengetahuan yang disusun sebagai berikut:
a) Ontologis, dapat diartikan sebagai hakikat apa yang dikaji oleh pengetahuan, sehingga jelas ruang lingkup wujud yang menjadi objek penelaahannya, dengan kata lain ontologis merupakan objek formal dari suatu pengetahuan
b) Epistemologis, dapat diartikan sebagai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi tubuh pengetahuan
c) Aksiologis, merupakan asas menggunakan ilmu pengetahuan atau fungsi dari ilmu pengetahuan.
Teknologi, teknologi merupakan berasal dari bahasa Yunani, yaitu tekne, yang berari pekerjaan, dan logos, berarti suatu studi peralatan, prosedur dan metode yang digunakan pada berbagai cabang industri. Berikut ini definisi teknologi menurut para ahli :
1) Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia
2) Menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
3) Menurut Jaques Ellul memberi arti teknologi sebagai ”keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia”. Pengertian teknologi secara umum adalah:
a) Proses yang meningkatkan nilai tambah
b) Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja
c) Struktur atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan dan digunakan.
4) Menurut Iskandar Alisyahbana, teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.
Kesimpulannya, ilmu pengetahuan mempunyai teori-teori atau rumus-rumus yang tetap, dan teknologi merupakan praktek atau ilmu terapan dari teori-teori yang berasal dari ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan dan teknologi mempunyai saling mempunyai hubungan. Jika tidak ada ilmu pengetahuan, teknologi tidak akan ada.
B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah ciri utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek yang makin cepat dan global, maka pengarahan dimulai sedini mungkin.. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan dimasa depan.
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitu pun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan  membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Pendidikan sebagai usaha yang sistematik selalu bertolak belakang dari sejumlah landasan serta mengindahkan sejumlah asas-asas tertentu. Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejahteraan, yakni pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak saat ini, dan aspirasi serta harapan masa depan. Dengan pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif saat ini, baik tuntutan dari dalam maupun luar. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan pelatihan bagi perannanya dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada hidup mandiri sebagai individu dan makhluk sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran. 
Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu menyiapkan generasi.untuk menghadapi segala macam kehidupan. Pendidikan yang baik hanya dapat terwujud manakala dilengkapi dengan guru-guru yang berkualitas, berintegritas, kreatif, dan terus belajar. (Umar Tirtaraharjda dan Sulo Lipu La Sulo 2005:81).
 Suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar siswa dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti dalam proses pendidikan siswa sebagai subjek pendidikan ( pelaku pendidikan ) bukan sebagai objek didik. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak dianggap sebagai organisme yang pasif hanya sebagai penerima informasi, akan tetapi dipandang sebagai organisme yang aktif, yang memiliki potensi untuk berkembang. Agar proses pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek didik, maka guru seharusnya menerapkan belajar aktif dalam mendidik siswa ( Sanjaya, 2008 ).
 Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan siswa menuju pada perubahan tingkah laku baik intelektual, moral maupun sosial. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pengajaran. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum suatu lembaga pendidikan, agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. (Zaenal Abidin 2003:14).
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan reformasi dan globalisasi. Untuk itu mutlak diperlukan sumber daya manusia yang berkalitas dan berkompeten. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing untuk menghadapi tantangan di era globalisasi.
Pendidikan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti yang luhur, berkepribadian, mandiri, maju, professional, produktif serta sehat jasmani rohani. Fungsi dan tujuan pendidikan nasional menurut 
UU No. 20 tahun 2003 pasal 3 tentang system pendidikan nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab.
Kita hidup di dunia yang sedang berubah cepat. Data baru, orang-orang baru, teknologi baru, masalah baru. Setiap hari kita dibombardir dengan sesuatu yang baru. Realitas berubah, jauh lebih cepat daripada yang dapat kita hadapi. Apa yang kita sukai mungkin akan menjadi tantangan bagi kita esoknya. Kita memerlukan sebuah program untuk membedakan yang baik dari yang jahat.
Didalam dunia yang serba berubah ini, metode pemecahan masalah yang tradisional tidak lagi efektif didalam semua situasi. Sesuatu yang efektif kemarin mungkin tidak dapat diterapkan hari ini. Perubahan meningkat cukup pesat, dengan kecepatan yang membuat kita sulit menentukan kita sedang menaiki komedi putar atau tidak. Kita sekarang harus mencari cara baru untuk menghadapi data baru, orang-orang baru, teknologi baru dan masalah baru.
Dunia pendidikan selalu mengalami perkembangan, untuk mewujudkannya harus dilakukan dengan peningkatan sarana dan prasarana, peningkatan profesionalisme pendidik dan peningkatan mutu serta kreativitas anak didik. Sedangkan kreativitas seseorang dapat dipengaruhi oleh lingkungan belajar dan kemampuan berfikir kritis. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat maupun sekolah.
Seorang pendidik harus peka terhadap kondisi siswanya. Karena setiap siswa memiliki daya serap dan kondisi yang berbeda-beda. Keadaan ini mungkin bisa diminimalkan apabila pengajar dapat mengkoordinasikan kelas dengan penerapan metode mengajar sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan. Oleh karena itu pengkoordinasian tersebut berpengaruh terhadap kreativitas siswa. 
Menurut suharnan (2005:373) mengatakan bahwa “kreativitas (creativity) adalah salah satu kemampuan intelektual manusia yang sangat penting, dan oleh kebanyakan ahli psikologi kognitif dimasukan ke dalam kemampuan memecahkan masalah”. Berfikir kritis merupakan hal yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap kreativitas belajar. 
Menurut Langrehr (2006:67): Berfikir kritis merupakan suatu bentuk pemikiran yang berusaha memahami masalah secara mendalam, memiliki pemikiran terbuka terhadap keputusan dan pendapat orang lain, berusaha mengerti dan mengevaluasi secara benar informasi yang diterima sebelum mengambil keputusan serta mampu menghubugkan antara sebab dan akibat dalam menemukan pemecahan masalah yang dihadapi.
Lingkungan belajar juga berperan penting dalam membentuk kedisiplinan belajar siswa. Karena lingkungan dapat mempengaruhi manusia dalam semua aspek kehidupan. Demikian pula dalam belajar, lingkungan mempunyai peranan penting dalam mendukung proses belajar mengajar karena dalam proses belajar itu diperlukan lingkungan belajar yang baik, mulai dari lingkungan keluarga yang baik dan lingkungan pergaulan yang baik. Lingkungan belajar tersebut meliputi lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Mengingat begitu besarnya peranan lingkungan belajar dalam proses belajar mengajar, maka sudah tentu keberadaan lingkungan tersebut berpengaruh terhadap kreativitas belajar siswa dalam mencapai prestasi yang memuaskan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan IPTEK ditandai dengan adanya persaingan antar bangsa yang makin meningkat. Untuk mengantisipasi keadaan tersebut, diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan berkompeten dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang. Bangsa Indonesia perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya agar mampu berperan aktif dalam persaingan global yang kian kompetitif.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah melalui pendidikan. Menurut UU No. 20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan dewasa ini seharusnya diarahkan agar bangsa mampu bersaing di kancah global. Hal ini dapat tercapai apabila pendidikan tidak semata-mata diutamakan pada pemahaman dan penguasaan berbagai konsep, melainkan juga melatih siswa agar terus ulet dalam belajar dan mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, khususnya berpikir kritis.
Keunggulan dalam kompetisi global terletak pada kemampuan dalam mencari dan menggunakan informasi, kemampuan analisis-kritis terhadap perkembangan masyarakat, akurat dalam mengambil keputusan, dan proaktif terhadap peluang. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Johnson (2010: 183) bahwa berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Namun, tanpa motivasi belajar yang terus digerakkan, kemampuan berpikir kritis pun tak dapat berkembang secara maksimal.
Proses belajar dan pembelajaran akan mencapai tujuan yang optimal apabila komponen-komponen di dalamnya juga berjalan maksimal. Komponen tersebut antara lain kurikulum, sarana prasarana, pendidik, siswa, dan metode pembelajaran yang digunakan mengingat pembelajaran merupakan serangkaian proses yang interaktif antara guru dan siswa dengan komponen tujuan, proses, dan evaluasi belajar agar tercipta perubahan siswa ke arah yang lebih baik.
C. Perkembangan Dari Adanya Globalisasi Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Dilihat dari berbagai bidang :
1. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a) Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet.
b) Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
c) Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain.
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a) Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b) Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d) Kecemasan teknologi, selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2. Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a) Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b) Terjadinya industrialisasi
c) Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d) Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki. Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e) Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain; 1. terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan; 2.Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
3. Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a) Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol. Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women : From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b) Meningkatnya rasa percaya diri. Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c) Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras.
Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
a) Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
b) Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
c) Pola interaksi antar manusia yang berubah. Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
4. Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a) Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b) Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c) Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.
Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses  pendidikan antara lain:
a) Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
b) Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
5. Bidang politik
Beberapa dampak yang dapat ditimbulkan dalam bidang politik :
a) Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
b) Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
c) Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.
Sehingga, dari uraian diatas kita bisa menyimpulkan bahwa kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Teknologi yang sebenarnya merupakan alat bentu/ekstensi kemampuan diri manusia. Dewasa ini, telah menjadi sebuah kekuatan otonom yang justru ‘membelenggu’ perilaku dan gaya hidup kita sendiri. Dengan daya pengaruhnya yang sangat besar, karena ditopang pula oleh system-sistem sosial yang kuat, dan dalam kecepatan yang makin tinggi, teknologi telah menjadi pengarah hidup manusia. Masyarakat yang rendah kemampuan teknologinya cenderung tergantung dan hanya mampu bereaksi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh kecanggihan teknologi.
Perkembangan teknologi memang sangat diperlukan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun manusia tiudak bisa menipu diri sendiri akan kenyataan bahwa teknologi mendatangkan berbagai efek negatif bagi manusia.
D. Pengaruh Penerapan Perkembangan Ilmu Pengengetahuan dan Teknologi
Penerapan Iptek dalam pembangunan telah meningkatkan kehidupan masyarakat dan memajukan kehidupan bangsa dan negara di berbagai sektor. Namun harus disadari di balik semua itu ada dampak-dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup. Yang dimaksud lingkungan hidup dalam hal ini adalah menyangkut lingkungan alam, lingkungan sosial dan budaya. Lingkungan alam adalah segala kondisi alam baik yang organik maupun anorganik (tumbuh-tumbuhan, binatang, air, tanah, batuan, udara, dan lain-lain).
Sedangkan lingkungan sosial adalah semua manusia yang ada di sekitar, baik perorangan maupun kelompok ( misalnya keluarga, teman sepermainan, tetangga, dan teman sekerja). Kemudian juga menyangkut lingkungan budaya, yakni hal-hal yang berkaitan dengan karya cipta dan hasil perbuatan atau tingkah laku manusia misalnya yang menyangkut gagasan, norma, kepercayaan, adat istiadat, pakaian, rumah, dan lain-lain.
1. Perubahan Tata Nilai
Berbagai penemuan teknologi telah membawa perubahan yang begitu cepat dalam tata kehidupan masyarakat. Perubahan itu antara lain cara orang bekerja, gaya hidup, dan tata nilai masyarakat. Berbagai penemuan dan penerapan teknologi telah membuka fase industrialisasi. Teknologi dan industrialisasi cenderung mempercepat tempo kehidupan, pengangkutan serba cepat, dan komunikasi secepat kilat.
Ciri masyarakat industrialis akan samgat tergantung pada produk teknologi. Ketergantungan ini telah mendorong pada pilihan-pilihan yang terkait dengan reward (keuntungan) dan cost (biaya). Untuk mencapai kesejahteraan hidup, orang cenderung untuk mendapatkan keuntungan dan memperkecil biaya. Hal ini telah mengarahkan manusia ke dalam paham materialisme. Akibatnya, ketergantungan manusia terhadap sesamanya semakin berkurang. Ikatan sosial tradisional akan semakin luntur dan beralih pada ikatan kepentingan dengan pertimbangan untung dan rugi. Muncullah tata nilai budaya yang individual materialistik. Nilai-nilai kegotong-royongan, terutama di lingkungan masyarakat kota mulai melemah.
2. Adanya Kesenjangan Sosial
Perkembangan industri dapat meningkatkan pendapatan dan membuka lapangan kerja. Tetapi juga memunculkan kesenjangan sosial di masyarakat. Muncullah kelompok masyarakat pemilik modal yang kaya bahkan menjadi konglomerat, tetapi juga ada kelompok masyarakat yang tidak memiliki ketrampilan. Mereka yang tidak menguasai teknologi akan semakin ketinggalan dan hidup miskin. Terjadilah jurang perbedaan yang begitu dalam antara si kaya dan si miskin. Hal ini dapat mendorong kecemburuan sosial dan kerawanan keamanan.
3. Merosot dan Rusaknya Lingkungan Alam
Akibat dari semakin meningkatnya jumlah penduduk, dan penerapan Iptek yang kurang bijaksana telah menimbulakan kemerosotan kualitas lingkungan alam. Bahkan tidak hanya merosot, tetapi juga mulai timbul kerusakan-kerusakan sistem lingkungan alam. Beberapa masalah lingkungan yang berkaitan dengan merosot dan rusaknya kualitas lingkungan alam, sebagai berikut:
a) Kemerosotan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Alam
Merosotnya kualitas dan kuantitas sumber daya alam itu terjadi antara lain karena pemanfaatan lingkungan alam yang berlebihan melampaui kemampuan, sehingga alam itu sulit dipulihkan.. Perkembangan Iptek dipacu untuk mengejar keuntungan dan kesejahteraan diri manusia itu sendiri. Hal ini telah mendorong berbagai praktek teknologi yang mengeksploitasi sumber daya alam secara kurang bertanggung jawab, karena semata-mata untuk kemewahan. Akibatnya, sumber daya alam kita menjadi menipis.
Kualitas sumber daya yang mengalami kemunduran cukup parah adalah sumber daya air. Di berbagai wilayah, baik air tawar maupun air laut mulai mengalami pencemaran, misalnya karena tercampur dengan logam berat, adanya bakteri coli dan tinja. Sumber air tanah juga mulai tercemar oleh campuran air laut. Sebagai contoh di Jakarta sudah meresap sejauh 5-8 km dari pantai (jadi sudah sampai sekitar Monas).
b) Pencemaran oleh Limbah dan Bahan Berbahaya
Terjadi pencemaran pada berbagai sumber daya alam telah menurunkan fungsi dari sumber alam, seperti air, udara, tanah, dan bahan makanan. Pencemaran ini disebabkan oleh limbah, terutama dari kawasan industri. Yang paling dikhawatirkan adalah penggunaan bahan kimia yang berbahaya, seperti industri pestisida dan timbulnya limbah B3 (bahan beracun berbahaya) dari kawasan industri.
c) Meningkatnya Lapisan Gas CO2 dan Kenaikan Suhu Bumi
Akibat adanya dampak kamar kaca telah menyebabkan menebalanya lapisan gas CO2 yang menyelubungi bumi. Gas ini berasal dari penggunaan energi minyak, batu bara, dan gas. Panasnya gas yang menyelimuti bumi bisa berakibat meningkatnya suhu bumi atau perubahan iklim. Oleh karena bumi begitu panas dapat menimbulakan kebakaran hutan.
Menurut perkiraan dalam 50 tahun yang akan datang suhu bumi akan meningkat 1-3 derajat celcius di khatulistiwa dan 7 derajat celcius di kedua kutub. Akibatnya, gunung-gunung es di kutub akan mencair. Permukaan air laut naik dan dapat menenggelamkan daerah-daerah di pinggir laut. Sementara, daerah yang kering akan menjadi semakin kering.
d) Adanya Hujan Asam
Industri, khususnya pengeboran logam, pembangkit listrik batu bara dan penggunaan energi minyak, batu bara dan gas telah mengeluarakan berton-ton SO2, NO2, dan CO2. Hal ini akan berakibat turun hujan yang bersifat asam. Air hujan dengan kadar keasaman yang tinggi itu akan merusak hutan, menyebabkan berkaratnya benda-benda logam (jembatan, rel). Bahkan bangunan dari beton, marmer menjadi cepat rusak.
e) Lubang Lapisan Ozon
Lapisan tipis ozon (O3) pada ketinggian +-30 km di atas bumi telah makin menipis. Bahkan di beberapa tempat telah menjadi rusak (berlubang). Padahal lapisan ozon berfungsi menahan 99% dari radiasi sinar ultra violet yang berbahaya bagi kehidupan. Lapisan ozon ini rusak karena bahan kimia, gas penyemprot minyak wangi, dan mesin pendingin. Akibat rusaknya lapisan ozon dapat menimbulkan kanker kulit, kerusakan mata, dan kerusakan tanaman budidaya.
f) Adanya Bencana Alam Banjir
Bencana banjir terjadi karena ulah manusia yang tidak peduli dengan kelestarian lingkungan. Hanya karena ingin mengejar keuntungan, maka manusia telah melakukan penebangan hutan tanpa terkendali. Demi kepentingan bisnis, daerah-daerah jalur hijau berubah menjadi berbagai bangunan.
4. Kekhawatiran Manusia terhadap Persenjataan Kimia dan Nuklir
Perkembangan iptek tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan persenjataan canggih, termasuk senjata kimia dan nuklir. Hal ini dapat membahayakan kehidupan manusia.
5. Berkembangnya Kenakalan Remaja dan Kriminalitas
Perkembangan dan penerapan iptek telah mendorong terjadinya globalisasi. Dengan berbagai macam media, setiap orang termasuk para remaja mudah kena pengaruh nilai budaya lain, termasuk tingkah laku kekerasan. Media massa dan terutama televisi disebut-sebut sebagai salah satu media yang sangat besar pengaruhnya, khususnya bagi remaja dan manusia pada umumnya.
Muncullah kenakalan remaja antara lain karena adanya pengaruh dari luar melalui media massa termasuk film-film di televisi. Begitu juga berbagai bentuk kriminalitas juga dipengaruhi oleh media massa. Demikian uraian mengenai dampak penerapan IPTEK terhadap lingkungan hidup. Jadi, jelas penerapan IPTEK memiliki banyak keuntungan, tetapi juga ada dampak negatif yang harus dicari jalan pemecahannya. Selain dampak positif, perkembangan sistem informasi, komunikasi, dan transportasi juga memiliki dampak yang negatif.
Dengan adanya media informasi, komunikasi, dan transportasi ternyata telah membawa pengaruh nilai-nilai sosial budaya luar yang mulai menggeser budaya bangsa klasik yang adi luhung. Kehidupan individualistik mulai berkembang dan menggeser nilai-nilai kekerabatan dan gotong royong sebagian rakyat Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya alat transportasi, juga menimbulkan dampak negatif. Semakin banyaknya kendaraan bermotor telah menimbulkan polusi, sehingga mengurangi kenyamanan, menganggu kesehatan setiap pemakai jalan, sering menimbulkan kecelakaan.









BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Perkembangan iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi merupakan salah ciri utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek yang makin cepat dan global, maka pengarahan dimulai sedini mungkin.. Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan dimasa depan.
Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitu pun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
 Di dalam era globalisasi dunia pendidikan dituntut mempunyai peran ganda. Pertama, harus mempersiapkan manusia yang berkualitas dan mampu berkompetisi sesuai dengan kemajuan Ilmu dan teknologi, atau manusia yang mempunyai kesiapan mental dan sekaligus kesiapan kemampuan skill (profesional). Kedua, yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana dunia pendidikan ini mampu menyiapkan manusia yang berakhlak mulia.
B. Saran
Di era globalisasi ini sangat nyata dibutuhkan generasi yang unggul dan mandiri dalam IPTEK. Oleh karena itu diperlukan sikap positif dari kita dalam menerima perkembangan IPTEK untuk mengimbangi kehidupan kita dalam era Globalisasi ini sehingga tercipta generasi yang tidak tertinggal dalam era globalisasi ini. 














DAFTAR PUSTAKA
Hairuddin. Dkk. 2007. Pengembangan Pendidikan IPS. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional 
Prof. Dr. YusufhadiMiarso, M.Sc. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group 
Simarmata, Janner. 2006. Pengenalan Teknologi Komputer dan Informasi. Yogyakarta: Penerbit ANDI 
Hasan. 2014. Perkembangan Iptek dan Pengaruhnya bagi Masayarakat. http://pgsdsan.blogspot.co.id/2014/12/perkembangan-iptek-dan-pengaruh-bagi.html. Diakses pada 20 November 2015 Pukul 16.50

0 Problematika Pembelajaran Pendidikan Multikultural dan Cara mengatasinya dalam praktiknya


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Praktik dan Problematik Pembelajaran Pendidikan Multikultural dan Upaya Sistematis Untuk Mengatasinya 

Dalam kerangka strategi pembelajaran, pembelajaran berbasis multikultural diharap- kan dapat mendorong terjadinya proses imaji- natif, metaforik, berpikir kreatif dan sadar budaya. Namun pada prakteknya, penggunaan budaya lokal (etnis) dalam pembelajaran ber- basis multikultural tidak terlepas dari berbagai problematik yang terdapat dalam setiap kom- ponen pembelajaran, sejak persiapan awal dan implementasinya. 

Beberapa permasalahan awal pembelajaran berbasis multikultural pada tahap persiapan awal, antara lain: 
1. guru kurang mengenal budayanya sendiri, budaya lokal maupun budaya peserta didik; 
2. guru kurang menguasai garis besar struktur dan budaya etnis peserta didiknya, terutama dalam konteks mata pelajaran yang akan diajarkannya; 
3. rendahnya kemampuan guru dalam mempersiapkan peralatan yang dapat merangsang minat, ingatan, dan pengenalan kembali peserta didik terhadap khasanah bu- daya masing-masing dalam konteks budaya masing-masing dalam konteks pengalaman belajar yang diperoleh. 
Untuk mengaktualisasikan pendidikan multikultural haruslah memperhatikan berba- gai dimensi yang saling berelasi satu sama lain. 

Banks (2007, pp.83-85) memberikan panduan dimana ada lima dimensi pendidikan multikultur yang seharusnya secara simultan dilakukan, yaitu: 
1. integrasi materi (content integration), 
2. proses pembentukan pengetahuan (knowledge construction process), 
3. reduksi prasangka (prejudice reduction),
4. pendidikan/ perlakuan pedagogi tanpa pandang bulu (equity pedagogy),
5. dan pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial (empowering school culture and social structure). 

Integrasi konten adalah upaya guru memberikan atau menggunakan contoh dan materi dari berbagai budaya dan kelompok untuk mengajarkan konsep kunci, prinsip, generalisasi, teori dan lain-lain ketika menga- jar satu topik atau mata pelajaran tertentu. Dimensi ini digunakan oleh guru untuk memberikan keterangan dengan „poin kunci‟ pembelajaran dengan merefleksi materi yang berbeda-beda. Secara khusus, para guru menggabungkan kandungan materi pembela- jaran ke dalam kurikulum dengan beberapa cara pandang yang beragam. Salah satu pendekatan umum adalah mengakui kontribusinya, yaitu guru-guru bekerja ke dalam kuri- kulum mereka dengan membatasi fakta tentang semangat kepahlawanan dari berbagai kelompok. Di samping itu, rancangan pembe- lajaran dan unit pembelajarannya tidak diru- bah. Dengan beberapa pendekatan, guru menambah beberapa unit atau topik secara khusus yang berkaitan dengan materi multi- kultural. Sebagai contoh, ketika guru SMK mengajar topik menggambar motif batik, kemudian dikaitkan dengan berbagai macam motif batik di berbagai daerah penghasil batik di Indonesia. Artinya, yang dimaksud dengan integrasi konten adalah mengintegrasikan pendidikan multikultur ke dalam mata pela- jaran/topik pelajaran. Dengan kata lain, sambil belajar biologi, terjadi penyadaran akan perbedaan budaya. 

Akan tetapi dapat timbul problematik dalam “seleksi dan integrasi isi” (content selection and integration) mata pelajaran, yaitu: a) sejauh mana guru mampu memilih aspek dan unsur budaya yang relevan dengan isi dan topik mata pelajaran; dan b) sejauh mana guru dapat mengintegrasikan budaya lokal dalam mata pelajaran yang diajarkan, sehingga pembelajaran lebih bermakna bagi peserta didik. Sebagai upaya untuk mengatasi problematik tersebut, penulis menawarkan beberapa petunjuk untuk membantu guru dalam mengintegrasikan isi tentang kelompok etnis ke dalam pembelajaran dalam pendidik- an multikultural, yaitu: 1) guru dituntut un- tuk mempunyai pengetahuan yang luas tentang beragam budaya; 2) sensitif dengan sikap dan perilaku rasial, gender, status sosial, dan lainnya; 3) membawa citra positif tentang berbagai kelompok etnis; 4) menggunakan buku, film, video, dan rekaman yang dijual di pasaran untuk pelengkap buku teks dari kelompok etnis dan menyajikan perspektif kelompok etnis pada siswa; 5) berbagi kisah etnis dan budaya dengan siswa; 6) sensitif dengan tahap perkembangan dari siswa; dan 7) gunakan teknik belajar yang kooperatif dan kerja kelompok untuk meningkatkan integrasi ras, etnis, dan status sosial di sekolah dan di kelas 

Proses pembentukan pengetahuan ada- lah suatu dimensi dimana para guru mem- bantu siswa untuk memahami beberapa perspektif dan merumuskan kesimpulan yang dipengaruhi oleh disiplin pengetahuan yang mereka miliki. Dimensi ini juga berhubungan dengan pemahaman para pelajar terhadap perubahan pengetahuan yang ada pada diri mereka sendiri. Dimensi ini berupaya mem- bantu siswa untuk memahami, mencari tahu, dan menentukan bagaimana suatu pengeta- huan atau teori pada dasarnya secara implisit tercipta karena adanya pengaruh budaya tertentu, kalangan tertentu, kelompok dengan status sosial tertentu yang terjadi pada saat itu. Sebagai contoh, ketika guru SMK membahas topik tentang Galileo yang menghasilkan teori heliosentris yang menumbangkan asumsi geosentris yang terjadi pada masa dimana pengaruh agama saat itu sangat dominan. Sehingga, Galileo harus dihukum mati karena teorinya, namun belakangan teori tersebut dipakai oleh masyarakat dunia. Di sini guru harus menjelaskan mengapa hal itu sampai terjadi dengan mengungkapkan pengaruh budaya masyarakat di sana pada waktu itu. 

Problematik yang dapat timbul pada dimensi proses pembentukan pengetahuan adalah: 
a) kurangnya pengetahuan guru dalam memilih aspek budaya yang tepat sehingga dapat membantu peserta didik untuk mema- hami konsep kunci secara lebih tepat; dan b) kurangnya pengetahuan guru dalam meng- gunakan frame of reference dari budaya ter- tentu dan mengembangkannya dalam per- spektif ilmiah. Yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi masalah tersebut adalah: a) menambah wawasan dengan membaca buku, atau penelurusan internet, dan b) melatih pe- ngembangan frame of reference dari budaya dalam perspektif ilmiah melaui diskusi de- ngan guru lain atau kelompok kerja guru. 

Reduksi prejudice adalah upaya guru membantu siswa mengembangkan sikap posi- tif terhadap perbedaan (baik dari sisi suku, budaya, ras, gender, status sosial, dll.) Sebagai contoh, adalah tidak benar kalau guru men- dorong sikap atau prasangka yang meng- anggap bahwa orang Papua yang berkulit hitam adalah terbelakang, bodoh dan lain-lain. Prejudice yang tidak benar terhadap gender, ras, budaya dan lain-lain dalam proses inter- aksi di sekolah inilah yang harus dihindari. 

Problematik yang dapat muncul dalam dimensi ini adalah kurangnya perhatian/ sensifitas guru dalam meluruskan prejudice negatif yang dapat terjadi di kalangan siswa. Upaya yang harus dilakukan guru untuk mengatasi problematik tersebut adalah guru berkewajiban meluruskan asumsi dan pre- judice negatif seperti itu. Salah satu cara mengurangi prejudice ini adalah dengan meli- batkan siswa melakukan aktifitas bersama dengan mereka yang terdiri dari berbagai status sosial, ras, gender dan lain-lain. Dalam dimensi ini guru dituntut untuk melakukan banyak usaha dalam membantu siswa me- ngembangkan perilaku positif tentang per- bedaan kelompok. Sebagai contoh, ketika siswa SMK masuk sekolah dengan perilaku negatif dan memiliki kesalah-pahaman ter- hadap ras atau etnik yang berbeda dan kelompok etnik lainnya, pendidikan dapat membantu siswa mengembangkan perilaku intergroup yang lebih positif, penyediaan kondisi yang mapan dan pasti. Dua kondisi yang dimaksud adalah bahan pembelajaran yang memiliki citra yang positif tentang perbedaan kelompok dan menggunakan bahan pembelajaran tersebut secara konsisten dan terus-menerus. Penggunaan teksbook multi- kultural atau bahan pengajaran lain dan stra- tegi pembelajaran yang kooperatif diharapkan dapat membantu para pelajar untuk mengem- bangkan perilaku dan persepsi terhadap ras yang lebih positif. Jenis strategi dan bahan dapat menghasilkan pilihan para pelajar untuk lebih bersahabat dengan ras luar, etnik dan kelompok budaya lain. 

Perlakuan pedagodik tanpa pandang bulu (equity pedagogy) adalah upaya guru memperlakukan secara sama tanpa pandang bulu dalam proses pembelajaran di kelas. Dimensi ini memperhatikan cara-cara dalam mengubah fasilitas pembelajaran sehingga mempermudah pencapaian hasil belajar pada sejumlah siswa dari berbagai kelompok. Strategi dan aktivitas belajar di SMK diupa- yakan memperlakukan pendidikan secara adil, antara lain dengan bentuk kerjasama (coope- ratve learning), dan bukan dengan cara-cara yang kompetitif (competition learning). Hal ini juga menyangkut pendidikan yang diran- cang untuk membentuk lingkungan SMK, menjadi banyak jenis kelompok, termasuk ke- lompok etnik, wanita, dan para pelajar dengan kebutuhan khusus yang akan memberikan pe- ngalaman pendidikan persamaan hak dan persamaan memperoleh kesempatan belajar. Hal ini akan terlihat dari metode yang di- gunakan, cara bertanya, penunjukkan siswa, pengelompokkan siswa, dan sebagainya. 

Problematik yang dapat timbul dalam equity pedagogy ini adalah apabila guru terlalu banyak memakai budaya etnis atau kelompok tertentu dan (secara tidak sadar) menafikan budaya kelompok lain. Yang harus dilakukan guru dalam hal ini adalah guru harus berupaya untuk memiliki “khasanah budaya” mengenai berbagai unsur budaya dalam tema tertentu. 

Pemberdayaan budaya sekolah dan struktur sosial adalah proses merestrukturisasi dan reorganisasi sekolah sehingga siswa dari beragam ras, suku, kelas sosial akan men- galami dan merasakan pemberdayaan dan persamaan budaya. Dimensi ini penting dalam memperdayakan budaya siswa yang dibawa ke sekolah yang berasal dari kelompok yang berbeda. 

Dalam menyusun struktur sosial SMK memanfaatkan potensi budaya siswa yang beranekaragam sebagai karakteristik struktur SMK setempat, misalnya berkaitan dengan praktik kelompok, iklim sosial, latihan- latihan, partisipasi ekstra kurikuler dan peng- hargaan staff dalam merespon berbagai perbe- daan yang ada di SMK. Dengan demikian, semangat multikulturalisme harus tercermin dalam segala aktifitas di SMK. Hal ini menun- tut adanya perubahan baik dari sisi literasi multikultur pendidik dan tenaga kependi- dikan, kebijakan sekolah, struktur organisasi, iklim sekolah dan lain-lain. 

Banks (2002, pp.30-32) mengemukakan empat pendekatan yang mengintegrasikan ma- teri pendidikan multikultural ke dalam kuri- kulum ataupun pembelajaran di sekolah yang bila dicermati relevan untuk diimplementasi- kan di sekolah di SMK, yaitu: 1) pendekatan kontribusi (the contributions approach); 2) pendekatan Aditif (Aditive Approach); 3) pen- dekatan transformasi (the transformation ap- proach); dan 4) pendekatan aksi sosial (the social action approach). 

Pendekatan kontribusi (the contri- butions approach) paling sering dilakukan dan paling luas dipakai dalam fase pertama dari gerakan kebangkitan etnis. Substansi pendidikan multikultural pada tahap ini adalah menanamkan pada siswa bahwa manusia yang hidup di sekitarnya dan di tempat lain serta di dunia ini sangat beragam. Seperti berbagai jenis makanan, pakaian, dan lain-lain dari berbagai daerah. Dengan demikian siswa me- ngerti bahwa ada cara yang berbeda tetapi maksud dan nilainya sama. Sehingga mereka dapat belajar untuk menerima perbedaan dengan proses dan rasa yang menyenangkan. Akhirnya siswa merasa berbeda itu bukanlah masalah, tetapi anugerah. 

Pada Pendekatan aditif (aditive ap- proach) dilakukan penambahan materi, konsep, tema, dan perspektif terhadap kuriku- lum tanpa mengubah struktur, tujuan dan karakteristik dasarnya. Pendekatan aditif ini sering dilengkapi dengan penambahan buku (cerita rakyat dari berbagai daerah atau negara lain), media pembelajaran berbasis multikul- tural misalnya CD pembelajaran cerita ber- bagai daerah/negara, modul pendidikan multi- kultural, atau bidang bahasan terhadap kuriku- lum tanpa mengubahnya secara substansif. Hal ini dilakukan untuk menanamkan penge- tahuan yang luas bagi siswa. Rasa ketertarikan akan keragaman yang diperoleh di dalam kelas akan memotivasi siswa untuk tahu lebih banyak dengan membaca, melihat di internet, berkunjung, bertanya pada yang lebih tahu dan sebagainya. Dengan wawasan yang lebih luas tentang keragaman budaya, kehidupan, persahabatan, pengetahuan, siswa akan tum- buh menjadi orang yang inklusif, mudah menerima yang berbeda, toleran dan meng- hargai orang lain. Selain itu akan mudah berinteraksi dengan lingkungan yang baru ataupun yang kompleks. 

Pendekatan tranformasi (the transfor- mation approach) berbeda secara mendasar dengan pendekatan kontribusi dan aditif. Pada pendekatan transformasi mengubah asumsi dasar kurikulum dan menumbuhkan kompe- tensi siswa dalam melihat konsep, isu, tema, dan problem dari beberapa perspektif dan sudut pandang etnis. Bank (1993) menyebut ini proses multiple acculturation sehingga rasa saling menghargai, kebersamaan dan cinta sesama dapat dirasakan melalui pengala- man belajar. Konsepsi akulturasi ganda (multiple acculturation conception) dari ma- syarakat dan budaya negara mengarah pada perspektif bahwa memandang peristiwa etnis, sastra, musik, seni dan pengetahuan lainnya sebagai bagian integral dari yang membentuk budaya secara umum. Budaya kelompok dominan hanya dipandang sebagai bagian dari keseluruhan budaya yang lebih besar. 

Pendekatan aksi sosial (the social action approach) mencakup semua elemen dari pendekatan transformasi, namun menambah komponen yang mempersyaratkan siswa membuat aksi yang berkaitan dengan konsep, isu atau masalah yang dipelajari dalam unit. Tujuan utama dari pengajaran dalam pende- katan ini adalah mendidik siswa melakukan untuk kritik sosial dan mengajari mereka keterampilan pembuatan keputusan untuk memperkuat siswa dan membantu mereka memperoleh pendidikan politis, sekolah mem- bantu mereka menjadi kritikus sosial yang reflektif dan partisipan yang terlatih dalam perubahan sosial. Siswa memperoleh pengeta- huan, nilai, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk berpartisipasi dalam peruba- han sosial sehingga kelompok - kelompok etnis, ras, dan golongan-golongan yang tera- baikan dan menjadi korban dapat berparti- sipasi penuh dalam masyarakat. 

Dalam mengimplementasikan pende- katan-pendekatan pendidikan multikultural sebagaimana diuraikan di atas, banyak ber- gantung pada peran dan kemampuan guru dalam multikulturalisme. Karena itu peran guru di dalam pendidikan multikultural di sekolah sangatlah penting. Adapun peran guru yang relevan diterapkan di SMK adalah sebagai berikut. 

Membangun Paradigma Keberagamaan Inklusif di Lingkungan Sekolah 

Guru SMK sebagai orang dewasa dan kebijakan SMK harus menerima bahwa ada agama lain selain agama yang dianutnya. Ada pemeluk agama lain selain dirinya yang juga memeluk suatu agama. Dalam sekolah yang muridnya beragam agama, SMK harus me- layani kegiatan rohani semua siswanya secara baik. Hilangkan kesan mayoritas minoritas siswa menurut agamanya. Setiap kegiatan keagamaan atau kegiatan apapun di SMK bia- sakan ada pembauran untuk bertoleransi dan membantu antar siswa yang beragama ber- beda. Guru dan kebijakan di SMK tidak mengungkapkan secara eksplisit, radikal, dan provokatif dalam wujud apapun, karena di luar sekolah itu siswa akan bertemu, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain yang berbeda agama. Sebagai bahan renungan, se- orang guru harus peka dan bijaksana men- jelaskan sejarah Perang Salib, bom Bali, kon- flik antar pemeluk agama di Maluku, teroris- me, dan sebagainya. Jangan sampai ada ketersinggungan sekecil apapun karena ke- cerobohan ungkapan guru. Sekecil apapun singgungan tentang agama akan membekas dalam benak siswa yang akan dibawanya sampai dewasa. 

Menghargai Keragaman Bahasa di Sekolah 

Dalam suatu sekolah bisa terdiri dari guru, tenaga kependidikan, dan siswa yang berasal dari berbagai wilayah dengan ke- ragaman bahasa, dialek, dan logat bicara. Meski ada bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar formal di sekolah, namun logat atau gaya bicara selalu saja muncul dalam setiap ungkapan bahasa, baik lisan maupun tulisan. SMK perlu memiliki peraturan yang meng- akomodasi penghargaan terhadap perbedaan bahasa. Guru serta warga SMK yang lain ti- dak boleh mengungkapkan rasa ”geli” atau ”aneh” ketika mendengarkan atau membaca ungkapan bahasa yang berbeda dari kebiasa- annya. Semua warga SMK bersikap apresiatif dan akomodatif terhadap perbedaan-perbeda- an itu. Perbedaan yang ada seharusnya me- nyadarkan kita bahwa kita sangat kaya budaya, mempunyai teman-teman yang unik dan menyenangkan, serta dapat bertukar pe- ngetahuan berbahasa agar kita semakin kaya wawasan. 

Membangun Pemahaman Kritis dan Empati terhadap Ketidakadilan serta Perbedaan Sosial 

Pelayanan pendidikan dan penegakan peraturan sekolah tidak boleh mempertim- bangkan status sosial siswa. Siswa dibaurkan dari beragam status sosial dalam kelompok dan kelas untuk berinteraksi normal di sekolah. Meskipun begitu, guru dan siswa SMK harus tetap memahami perbedaan sosial yang ada di antara teman-temannya. Pema- haman ini bukan untuk menciptakan per- bedaan, sikap lebih tinggi dari yang lain, atau sikap rendah diri bagi yang kurang, namun untuk menanamkan sikap syukur atas apapun yang dimiliki. Selanjutnya dikembangkan ke- pedulian untuk tidak saling merendahkan namun saling mendukung menurut ke- mampuan masing-masing. Sebaiknya sikap empati dan saling membantu tidak hanya ditanamkan di lingkungan sekolah saja. Suatu waktu siswa bisa diajak berkegiatan sosial di luar sekolah seperti di panti asuhan, panti jompo, dan sebagainya. Atau bila ada musibah di antara warga sekolah atau daerah lain siswa diajak berdoa dan memberikan sumbangan. Sekecil apapun doa, ucapan simpati, jabat tangan, pelukan, atau bantuan material akan sangat bermakna bagi pembentukan karakter siswa juga siapapun yang menjadi obyek empati. 

Membangun Sikap Anti Diskriminasi Etnis 

Sekolah bisa jadi menjadi Indonesia mini atau dunia mini, dimana berbagai etnis menuntut ilmu bersama di sekolah. Di sekolah bisa jadi suatu etnis mayoritas terhadap etnis lainnya. Tapi perlu dipahami, di sekolah lain etnis yang semula mayoritas bisa jadi men- jadi minoritas. Hindari sikap negatif terhadap etnis yang berbeda. Sebagai misal ungkapan seperti ini, ”Dasar Batak, ngeyel dan galak”, ”Heh si Aceh ya, slamat ya terhindar dari Tsunami”, ”Halo Papua Kritam (kriting dan hitam)”, ”Ssst, jangan dekat dengan orang Dayak, nanti dimakan lho”. Di SMK perlu di- tanamkan dan dibiasakan pergaulan yang po- sitif, diberikan pemahaman bahwa inilah In- donesia yang hebat, warganya beraneka ragam suku atau etnis, bahasa, tradisi namun bisa bersatu karena sama-sama berbahasa Indo- nesia dan bangga menjadi bangsa Indonesia. Sebagai contoh bila bertemu saling bertegur sapa, ”Halo Tigor, senang bertemu denganmu, kapan ya saya bisa berkunjung ke Danau Toba yang indah”, ”Wah, pemain bola dari Papua hebat-hebat ya, Emanuel Wanggai, Elly Eboy, dan lainnya. Suatu saat kamu bisa seperti me- reka”, dan sebaginya. Karena itu perlu mem- bangun kultur dan kehidupan di SMK yang Bhinneka Tunggal Ika dengan interaksi dan komunikasi yang positif. 

Menghargai Perbedaan Kemampuan 

Tidak semua siswa berkemampuan sama atau standar. Dalam psikologi sosial di- kenal istilah disability, artinya terdapat sebuah kondisi fisik dan mental yang membuat sese- orang kesulitan mengerjakan sesuatu yang orang kebanyakan dapat mengerjakannya de- ngan mudah. Dalam orientasi awal masuk dan pengamatan proses guru dan siswa dapat saling memahami kelebihan dan kelemahan masing-masing. Karena siswa SMK yang su- dah menjadi bagian warga sekolah, jangan sampai sikap, ucapan, dan perilaku yang me- remehkan atau menter-tawakan kelemahan yang sudah dipahami. Hal itu sangat ber- dampak negatif, baik bagi siswa yang unggul maupun siswa yang lemah. Yang unggul akan merasa jumawa dengan keunggulannya se- hingga bisa membuatnya lalai dan tidak ber- prestasi optimal. Bagi siswa yang lemah akan menjadi tidak termotivasi belajar dan merasa terkucilkan. Sebaiknya dibiasakan pembauran siswa unggul dan lemah dalam kelompok atau kelas agar terjadi pembimbingan sebaya, yang unggul semakin kuat pemahamannya tentang suatu materi dan merasa bermanfaat dengan ilmunya, serta yang kurang memperoleh guru sebaya yang lebih komunikatif dan merasa diterima oleh teman-temannya. 

Menghargai Perbedaan Umur 

Setiap individu siswa mengalami per- tumbuhan fisik dan perkembangan kejiwaan- nya sesuai pertambahan umurnya. Guru SMK harus memahami ini, terutama tentang karak- teristik psikologis dan tingkat kemampuan sesuai umurnya. Sebagai misal kemampuan menganalisis masalah dan berkarya siswa SMK kelas X akan berbeda dengan kelas XI, apalagi dibandingkan dengan siswa kelas XII, atau gurunya. Selain itu jangan sampai ada deskriminasi, sikap, ucapan, dan perilaku ne- gatif diantara warga SMK dengan sebutan do- minasi senior atas yunior, pelecehan berdasar perbedaan ukuran fisik, kata sebutan atau panggilan yang tidak disukai (misal ”si Unyil” untuk siswa bertubuh kecil, ”bayi ajaib” untuk siswa berusia lebih muda tapi pintar, ”tuyul” untuk adik kelas yang berkepala gundul, dan sebagainya). Seharusnya yang lebih tua mem- beri teladan, memberi motivasi, memberi ke- percayaan, demokratis, membimbing, meng- asuh, dan melindungi yang lebih muda. Yang muda menghormati, sopan santun, menau- ladani kebaikan, dan membantu yang lebih tua.

Sunday, November 4, 2018

0 Pendidikan Untuk Pembelajaran


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Pendidikan Memberikan Pembelajaran..
Pembelajaran yang mengajarkan..

Mengajarkan untuk melakukan..
Agar kita dapat berperan..
Untuk mewujudkan Impiannnn....

Demi Keberhasilan..
Dan memberi kemajuan..

Untuk Kehidupan..
Yang kita Jalankan...

Ingaaaat!!!!

Jangan berhenti di jalan..
Karna di sana masih banyak tujuan ..

Bukan pujian hasil yang diharapkan..
Tapi sebuah pembuktian ..
Dari apa yang kita impikannn...

Untuk yang mau nonton vidionya, silahkan kunjungi YouTube :
https://youtu.be/sFuCmZFzZeQ
Jangan lupa untuk di like , comment dan Subcribe nya!!

Terimakasih!!!
Wassalamualaikum wr.wb
Semangat Perjuangan!!
Takbir!!
Allahuakbar!!

0 Untuk Pendidikan Saat Ini


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Pembangunan Pendidikan Mesti di Perhatikannnn !!!

Agar Keberhasilan Membawa Perubahannn !!!

Perubahan yang membawa kesejahteraan !!!

Bukan omongan yang menyenangkan !!!

Tapi hasil yang di perlukan !!!

Agar kita jadi berkemajuan !!!

Untuk meraih apa yang kita impikan !!

Dari hasil..
Pendidikan yang membawa perubahan...

Jangan takut untuk melakukan !!

Tuhan akan memberikan jalan ..
Apabila orang tersebut ada kemauan !!!

Untuk yang mau vidionya bisa lihat vidio saya di YouTube :
https://youtu.be/m6pFoleQzrI
Jangan lupa untuk Like , Comment dan Subcribe nya yaa!!

Terimakasih!!
Wassalamualaikum wr.wb
Salam Perjuangan!!!
Untuk Perubahan !!
Agar Berkemajuan !!!
Takbir !!
Allahuakbar!!

Tuesday, February 23, 2016

0 IT Komputer Jobs


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!
Perkembangan dunia teknologi telah mengubah cara baru dalam bekerja. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pakem bahwa hampir semua perusahaan membutuhkan para pekerja yang cakap teknologi, terutama di bidang komputer. Hal ini berarti bahwa bukan hanya industri yang bergerak di bidang komputer saja yang membutuhkan para tenaga kerja dengan kemampuan komputer, tetapi juga di industri lain. Banyak perusahaan yang sering menuliskan kemampuan dasar teknologi yang harus dimiliki oleh calon karyawannya padalowongan kerja yang disayembarakannya.
Fenomena ini tentu membuat pencari kerja harus lebih memaksimalkan potensi mereka. Setidaknya para pencari kerja bisa memenuhi harapan dari perusahaan dengan kemampuan teknologinya. Lulusan apapun, kebutuhan tenaga kerja dengan kemampuan teknologi memang akan lebih dibutuhkan dibandingkan para lulusan lainnya. Lantas, kemampuan teknis apa saja yang harus dimiliki untuk bisa bersaing di lowongan kerja?
Dikutip dari Yahoo, setidaknya ada lima kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang tenaga kerja. Kemampuan tersebut tidak sepenuhnya kemampuan mahir tetapi hanya kemampuan dasar saja. Untuk lebih jelasnya, berikut lima kemampuan yang memang harus dimiliki oleh seorang para pencari kerja.
 

Kemampuan Menggunakan Jejaring Sosial

Seorang tenaga kerja pada dasarnya harus mampu memerankan peranan penting dalam dunia maya, terutama jejaring sosial. Untuk industri bisnis yang berkaitan dengan konsumen, kemampuan seperti ini memang sangat dibutuhkan. Apalagi konsumen terbesar saat ini banyak bersumber dari para pelaku jejaring sosial. Umumnya para pelaku ini akan senang dengan perusahaan yang mampu menjawab pertanyaan dan keluhan yang ada. Jadi dalam hal ini, kemampuan penguasaan media sosial bisa sangat membantu para pencari kerja di perusahaan besar.
 

Kemampuan Menggunakan Program Perkantoran

Seorang tenaga kerja harus memiliki kemampuan dasar dalam penguasaan program perkantoran, dalam hal ini program semacam Microsoft Office. Untuk saat ini, sudah banyak para pekerja yang mengusai program tersebut. Hanya saja kini perusahaan mulai meningkatkan standar kemampuan program perkantoran. Tidak sedikit perusahaan yang mengharuskan para calon pegawai untuk menguasai Microsoft Excel. Kemampuan penguasaan program Database dan tabel ini ternyata menjadi standar baru di banyak perusahaan besar.
 

Kemampuan Mobile Development

Kali ini kemampuan yang harus dimiliki seorang tenaga kerja cenderung sedikit teknis. Tidak sedikit perusahaan yang menginginkan para tenaga kerja memiliki kemampuan dalam pengembangan sistem Mobile atau Mobile Development. Orang-orang yang menguasai Mobile Development untuk berbagai sistem operasi seperti iOS, Android, Windows Phone dan lainnya ternyata banyak dibutuhkan oleh perusahaan besar. Hal ini juga dilandasi karena perusahaan yang memasuki ranah Mobile cenderung memiliki keuntungan dibandingkan perusahaan yang tidak masuk segmen ini.
 

Kemampuan Teknik Dasar

Banyak perusahaan yang tidak ingin membebani karyawan di bidang IT untuk menyelesaikan permasalahan sepele. Artinya, perusahaan lebih menginginkan tenaga kerja yang setidaknya memiliki kemampuan dalam menangani masalah IT yang mendasar. Tentu untuk hal yang rumit barulah perusahaan tersebut mengandalkan ahli IT. Dari uraian tampak jelas bahwa perusahaan besar menginginkan karyawan yang setidaknya paham dengan perangkat kerja yang ia gunakan dan tahu cari mencari solusi ketika ada masalah.
Kemampuan Teknik Dasar
 

Tidak Ketinggalan Informasi

Perusahaan besar lebih menyukai tenaga kerja yang sering membaca, memantau, dan mengamatiperkembangan dunia teknologi. Orang-orang seperti ini biasanya memiliki rasa tahu yang besar akan dunia teknologi dibandingkan yang lainnya. Tentunya hal ini juga menjadi suatu nilai tambah karena calon tenaga kerja seperti ini lebih disukai karena akan mendapatkan nilai tambah serta manfaat besar bagi perusahaan. Bandingkan dengan orang yang tidak atau jarang mengamati dunia teknologi. Orang-orang ini tentunya harus diarahkan dari dasar lagi. Apalagi bila perusahaan yang dilamar oleh orang-orang tersebut merupakan perusahaan yang berada di ranah teknologi.
Demikianlah lima kemampuan dasar teknologi yang tampaknya harus dimiliki oleh calon tenaga kerja saat ini. Untuk itu, tidak ada salahnya, mulai saat ini para pencari kerja mulai melatih lima kemampuan dasar TI tersebut. Apalagi era pasar bebas yang akan segera tiba di Indonesia mengharuskan para pencari kerja meningkatkan kemampuannya untuk terus bersaing dengan kompetitor lain. [HMN]

Tuesday, June 3, 2014


Jangan Lupa Tinggalkan Komentar Kalian Ya...!!!