BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pidato
Pidato adalah kegiatan berbicara satu arah di depan umum untuk menyampaikan pikiran, gagasan, gambaran atau suatu masalah kepada pendengar untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk bermusyawarah, memberikan rujukan. Pidato dapat disampaikan dalam situasi formal dan non formal melalui rangkaian kata yang tersusun sistematis dengan bahasa lisan sebagai media utama yang bertujuan memberi pamahaman atau informasi dengan rasa percaya diri untuk mempengaruhi pendengar agar mengikuti ajakan pembicara secara sukarela.
Pengertian pidato menurut beberapa ahli :
1) Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada orang banyak yang berupa komunikasi satu arah dan digunakan dalam forum resmi (Wisanggeni, 2017);
2) Pidato adalah berbicara di hadapan orang banyak dalam rangka menyampaikan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu, misalnya untuk musyawarah, memberikan rujukan, dan sebagainya (Slamet,2007);
3) Pidato adalah ungkapan pikiran dalam bentuk kata-kata yangditujukan kepada orang banyak (Mukoyimah, 37 (2): 319);
4) Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunkan bahasa lisan yang didukung oleh aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi wajah, gesture, kontak pandang,dll.) (Yuni, 1(1): 70).
Dari beberapa pengertian diatas, dapat kita pahami bahwa inti dari pidato adalah seni berbicara dihadapan massa, audiens, atau orang banyak dengan berbagai maksud dan tujuan.Hakikat keterampilan berpidato pidato adalah keterampilan berbicara di depan umum dalam komunikasi satu arah atau dua arah dan pengungkapan gagasan yang disampaikan dengan persiapan yang matang meliputi penguasaan materi dan kesiapan mental.
B. Tujuan Berpidato
Pidato memiliki tujuan penyajian yaitu:
1) Menyampaikan informasi (informative) yaitu pidato yang bertujuan memberikan laporan atau pengetahuan atau sesuatu yang menarik untuk pendengar.
2) Meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasive) yaitu pidato yang berisi tentang usaha untuk mendorong, meyakinkan dan mengajak pendengar untuk melakukan suatu hal.
3) Menghibur pendengar (rekreatif) yaitu pidato yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan pendengar.
4) Menekankan aspek-aspek pendidikan (educative) yaitu pidato yang berupaya menekankan pada aspek-aspek pendidikan.
5) Persuasif bertujuan ingin mengajak, membujuk para pendengarnya.
6) Argumentatif bertujuan ingin meyakinkan pendengar.
7) Deskriptif bertujuan ingin melukiskan, menggambarkan suatu keadaan.
C. Jenis-jenis Pidato
Berdasarkan tujuannya, pidato dapat digolongkan menjadi beberapa jenis sebagai berikut :
a) Pidato Informasi
Pidato informasi adalah pidato yang dilakukan dengan tujuan menginformasikan, memberitahukan atau menjelaskan sesuatu. Suasana yang serius dan tertib benar-benar dibutuhkan pada jenis pidato ini, perhatian akan dipusatkan pada pesan yang akan disampaikan. Dalam hal ini, orang yang berpidato haruslah orang yang dapat berbicara dengan jelas, sistematis, dan tepat isi agar informasi yang disampaikan benar-benar terjaga keakuratannya. Dengan demikian, pendengar akan berusaha menangkap informasi dengan sungguh-sungguh.
Contoh pidato informasi adalah berikut ini :
Pidato Ketua Umum Pemilu tentang hasil pemilihan suara
b) Pidato Persuasi
Pidato Persuasi adalah pidato yang bertujuan meyakinkan pendengar tentang sesuatu. Pada jenis pidato ini, orang yang berpidato benar-benar dituntut memiliki keterampilan berbicara yang baik karena dia bertugas untuk mengubah sikap pendengarnya dari tidak setuju menjadi setuju dan tidak mau membantu jadi mau membantu, orang yang berpidato harus melandaskan isi pembicaraannya pada argumentasi yang nalar, logis, masuk akal, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Contoh pidato persuasi adalah sebagai berikut :
Pidato pimpinan partai di daerah yang kurang menyenangi partai tersebut.
c) Pidato Aksi
Pidato aksi adalah pidato yang bertujuan untuk menggerakkan. Pada pidato jenis ini, orang yang berpidato haruslah orang yang berwibawa, tokoh idola atau panutan masyarakat yang memiliki keterampilan berbicara dan pandai membangkitkan semangat.
Contoh pidato aksi adalah :
1) Pidato presiden Soekarno dalam menggerakkan rakyat Indonesia untuk tetap memiliki semangat dalam berjuang melawan penjajah.
2) Pidato Bung Tomo dalam mengerakkan pada pemuda dengan cara membangkitkan semangat juang mereka pada peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.
D. Metode Pidato
Berdasarkan cara penyampaiannya terdapat 4 metode pidato, yaitu berikut ini :
a) Metode Impromptu
Metode impromptu adalah metode pidato berdasarkan kebutuhan sesaat, tidak ada persiapan. Orang yang berpidato secara serta-merta berbicara/berpidato berdasarkan pengetahuan dan kemahirannya.
Kelebihan :
• Lebih mengungkapkan perasaan pembicara
• Gagasan datang secara spontan
• Memungkinkan pembicara terus berpikir
Kelemahan :
• Menimbulkan kesimpulan yang mentah
• Mengakibatkan penyampaian tidak lancar
• Gagasan yang disampaikan ngawur
• Demam panggung
b) Metode Menghafal
Metode menghafal adalah metode pidato yang terlebih dahulu ditulis naskahnya dengan mengikuti aturan-aturan penulisan naskah pidato, setelah itu naskah pidato tersebut dihafalkan kata demi kata.
Kelebihan :
• Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
• Gerak dan isyarat yang diintegrasikan dengan uraian
Kelemahan :
• Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara beralih pada usaha
• Untuk mengingat kata-kata
• Memerlukan banyak waktu
c) Metode Naskah ( Manuskrip)
Metode naskah adalah metode pidato yang dilakukan dengan cara membaca naskah yang telah dipersiapkan. Cara atau metode ini biasanya dilakukan dalam pidato-pidato resmi.
Kelebihan :
• Kata-kata dapat dipilih sebaik-baiknya
• Pernyataan dapat dihemat
• Kefasihan bicara dapat dicapai
Kelemahan :
• Komunikasi pendengar akan berkurang karena pembicara tidak berbicara langsung pada mereka
• Pembicara tidak dapat melihat pendengar dengan baik
• Pembuatannya lebih lama
d) Metode Ekstemporan
Metode ekstemporan adalah metode pidato yang dilakukan dengan menggunakan catatan-catatan penting sejenis kerangka sebagai pedoman. Dengan mempergunakan kerangka tersebut, si pembicara atau orang yang berpidato dengan bebas berbicara dan dengan bebas pula memilih kata-kata sendiri. Kerangka tersebut hanya digunakan untuk mengingat urutan-urutan ide.
Kelebihan :
• Komunikasi pembicara dengan pendengar lebih baik
• Pesan dapat fleksibel
Kelemahan :
• Kemungkinan menyimpang dari garis besar
• Kefasihan terhambat karena kesukaran memilih kata-kata.
E. Persiapan Pidato
Untuk mempersiapkan sebuah pidato yang baik, perlu diperhatikan 7 langkah berikut ini :
a) Merumuskan tujuan pidato
b) Menganalisis pendengar dan situasi
c) Memilih dan menyempitkan topik
d) Mengumpulkan bahan
e) Membuat kerangka (outline)
f) Menguraikan isi pidato secara terperinci
g) Berlatih dengan suara nyaring
Ketujuh langkah persiapan pidato tersebut dapat dikelompokkkan menjadi 3 langkah sebagai berikut :
1) Meneliti Masalah, yang terdiri atas langkah-langkah (a), (b), dan (c).
2) Menyusun atau menulis naskah pidato , yang terdiri atas langkah-langkah (d), (e) dan (f).
3) Latihan oral, yaitu langah (g).
Hal- hal yang perlu disiapkan oleh orang yang berpidato sebagai berikut.
1. Menentukan topik dan tujuan pidato
Topik merupakan persoalan yang dikemukakan, sedangkan tujuan pembicaraan berhubungan dengan tanggapan yang diharapkan dari para pendengar berkenaan dengan persoalan yang dikemukakan.
2. Menganalisis pendengar dan situasi
Dengan menganalisis situasi akan didapatkan jalan keluar untuk menyiapkan cara-cara bagaimana pembicara harus menyesuaikan diri dalam menyampaikan uraiannya dan memberi jalan untuk menentukan suatu sikap yang harus diambil dalam menghadapi para pendengar. Menganalisis pendengar dapat dilakukan dengan cara mengaitkan pokok pembicaraannya dengan persoalan hidup pendengar.
3. Memilih topik dan menyempitkan topik
Pemilihan topik hendaknya disesuaikan dengan sifat pertemuan serta data dan informasi tentang situasi dan pendengar yang akan hadir dalam pertemuan. Topik yang akan disajikan harus disempitkan atau dibatasi, disesuaikan dengan waktu yang disediakan.
4. Mengumpulkan materi pidato
Materi pidato harus berhubungan dengan persoalan atau topik yang akan dibahas. Lebih banyak dan lebih lengkap bahan yang diperoleh akan memperlancar pembicara dalam menyusun suatu naskah.
5. Menyusun dan mengembangkan kerangka pidato
Kerangka pidato dibuat terperinci dan tersusun baik. Dalam kerangka tersebut persoalan yang akan dibahas dibagi menjadi beberapa bagian / sub-subtopik. Tiap bagian dibagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil yang menjelaskan bagian sebelumnya.
6. Menguraikan secara mendetail
Dalam penyusunan naskah hendaknya dipergunakan kata-kata yang tepat,
penggunaan kalimat yang efektif, pemakaian istilah-istilah dan gaya bahasa yang dikehendaki sehingga dapat memperjelas uraian.
7. Melatih dengan suara nyaring
Dengan melakukan latihan, seorang pembicara akan dapat membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat. (Gorys Keraf, 1994: 317-339)
F. Menulis Naskah Pidato
a.Teknik Menulis Naskah Pidato
1) Mengumpulkan bahan
Anda boleh mulai menulis naskah pidato dengan menggunakan apa-apa yang telah Anda ketahui mengenai persoalan yang akan dibicarakan/sampaikan. Jika hal ini di anggap kurang cukup maka harus mencari bahan-bahan tambahan yang berupa fakta, ilustrasi, cerita atau pokok-pokok yang konkret untuk mengembangkan pidato ini. Buku-buku, peraturan-peraturan, majalah-majalah, dan surat kabar merupakan sumber informasi yang kaya dan dapat digunakan sebagai bahan dalam rangka menguraikan isi pidato.
2)Membuat Kerangka Pidato
Kerangka dasar dapat dibuat sebelum mencari bahan-bahan dengan menentukan pokok-pokok yang akan dibicarakan, sedangkan kerangka yang terperinci baru dapat dibuat setelah bahan-bahan selesai dikumpulkan. Pokok-pokok utama dibuatkan perincian dengan tujuan bahwa bagian-bagian yang terperinci itu harus memperjelas pokok-pokok utama tadi.
Inti dari kerangka pidato dalah berikut ini :
a) Pendahuluan
Bagian pendahuluan memuat salam pembuka, ucapan terima kasih (apabila ada yang akan diberi ucapan) dan kata pengantar untuk menuju kepada isi pidato.
b) Isi
Bagian ini memuat uraian topik yang terdiri atas topik atau pokok utama dan subtopik yang memperjelas atau menghubungkan dengan topik utama.
c)Penutup
Bagian penutup memuat kesimpulan, harapan (apabila ada), dan salam penutup.
G. Susunan Naskah Pidato
Naskah pidato biasanya dibuat dengan susunan sebagai berikut :
1). Pembukaan
Pidato biasanya diawali dengan kata pembuka, misalnya :“Assalamualaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuh”“Salam sejahtera selalu”
2). Pendahuluan
Pendahuluan berupa ucapan terima kasih yang disampaikan kepada para undangan, atas waktu/kesempatan yang telah diberikan, dan juga sedikit penjelasan mengenai pokok masalah yang akan kita uraikan dalam pidato.
3). Isi Pokok
Isi pokok merupakan uraian yang menjelaskan secara terperinci, semua materi dan persoalan. Urutannya harus teratur dan jelas mulai dari awal sampai akhir.
4). Kesimpulan
Dalam naskah pidato faktor kesimpulan ini sangat penting karena dengan menyimpulkan segala sesuatu yang telah dibicarakan, ditambah dengan penjelasan dan anjuran, para hadirin dapat menghayati maksud dan tujuan semuanya yang dibicarakan oleh si pembicara karena apa yang terakhir dikatakan biasanya lebih mudah dan lebih lama diingat.
5). Harapan
Harapan merupakan sebagian dari kesimpulan, tetapi biasanya merupakan suatu dorongan agar hadirin menaruh minat dan memberikan kesan terhadap pembicaraannya misalnya berikut ini.
“… dengan tuntutan serta perkembangan zaman yang sangat maju serta dalam era globalisasi hendaknya orang tua selalu memperhatikan kegiatan yang dilakukan putra-putranya, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat agar jangan …”.
6). Penutup
Setiap naskah pidato biasanya diakhiri dengan penutup. Ini merupakan ucapan terima kasih atas kesediaan hadirin untuk memperhatikan isi pidato disertai salam penutup kepada para hadirin.“sebagai akhir kata kami ucapkan terima kasih . . .”.“Wassalamualaikum Wa Rahmatullaahi Wa Barakatuh”.
6. Menguraikan Isi Pidato
Dengan mempergunakan kerangka yang telah dibuat, ada 2 hal yang dapat dilakukan :
a) Mempergunakan kerangka tersebut untuk berpidato, yaitu berpidato dengan menggunakan metode ekstemporan
b) Menulis atau menyusun naskah pidato secara lengkap untuk dibacakan atau dihafalkan.
Bagian pendahuluan dan penutup tidak memuat inti pembicaraan atau isi pidato sehingga tidak diuraikan secara terperinci disini tetapi dapat diihat langsung pada contoh naskah pidato setelah bahasan isi selesai dibicarakan. Jadi, yang akan dijelaskan secara terperinci adalah bagian isi pidato.
7. Struktur Isi Pidato
Struktur isi pidato adalah rangkaian isi pidato dari awal sampai akhir. Ada beberapa cara merangkai isi pidato, antara lain :
a. Alur Dasar Pidato
1)Tahap perhatian
Tahap perhatian adalah tahap pertama yang dilakukan pembicara atau orang dengan baik.
2)Tahap kebutuhan
Tahap yang dilakukan pembicara dalam menjelaskan pentingnya masalah yang akan dibicarakan sehingga pendengar akan berusaha memahami masalah atau hal-hal peting yang disampaikan pembicara.
3) Tahap penyajian
Tahap penyajian merupakan tahap pembicara menyajikan materi pidato yang telah dipersiapkan melalui naskah atau kerangka pidato.
b. Pola Organisasi Pidato
1) Pola urutan
Ada dua macam pola urutan yang digunakan untuk menyusun isi pidato, yaitu :
a) Urutan Kronologis
Urutan Kronologis adalah susunan isi yang dimulai dari periode atau data tertentu, bergerak maju atau mundur secara sistematis.
b) Urutan ruang
Urutan ruang adalah susunan isi yang berurutan berdasarkan kedekatan fisik satu dengan yang lainnya.
2) Pola sebab
Organisasi pidato yang menggunakan pola sebab bergerak sebagai berikut:
a) Dari suatu analisis sebab di saat ini bergerak kearah analisis akibat di masa yang akan datang.
b) Dari deskripsi kondisi disaat ini bergerak ke arah analisis sebab-sebab yang memunculkannya
3) Pola topik
Organisasai pidato yang menggunakan pola topik dilakukan apabila materi yang dibicarakan lebih dari satu periode atau kelompok.
H. Gaya Langgam Dalam Berpidato
Agar penampilan pidato dapat berhasil dapat berhasil dan menarik, maka diperlukan adanya variasi langgam atau gaya tertentu.Gaya atau langgam yang sering timbul dalam suatu penampilan pidato antara lain seperti berikut ini.
a. Langgam Agama
Langgam agama mempunyai suara yang terkadang naik dan kemudian menurun dengan gaya ucapan yang lambat dan ceremonis. Pada umumnya langgam semacam ini sering ditampilkan oleh para khatib, muballig, dan sebagainya dalam pidato kerohanian.
b. Langgam Agiator
Langgam agiator dikemukakan secara agresif dan terbanyak digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat umum, yang bersifat propaganda politis. Biasanya juga langgam ini dipakai untuk mencetuskan sentimen di kalangan massa sesuai dengan konsep propaganda. Di dalam hal ini jiwa massa akan dikuasai dan digiring ke arah tujuan yang diinginkan .
c. Langgam Konversasi
Langgam konversasi merupakan langgam yang paling bebas, jelas, tenang dan terang, yang sering digunakan dalam pertemuan-pertemuan atau rapat-rapat yang yang sifatnya terbatas. Langgam ini banyak persamaannya dengan orang yang sedang berbicara biasa dan sering kali dilakukan pada pertemuan-pertemuan yang serius.
d. Langgam Didaktik
Langgam didaktik adalah langgam yang sifatnya mendidik kepada para pendengar, seperti seorang guru yang sedang mengajar kepada siswanya. Langgam ini bersifat menggurui, sehingga sering meimbulkan rasa kurang enak jika ditujukan kepada pendengar yang merasa lebih pandai daripada pembicara. Langgam ini tepat dipakai pada waktu berpidato kepada pendengar yang usianya lebih muda daripada pembicara.
e. Langgam Sentimentil
Langgam sentimentil ini biasanya dipakai secara efektif dan banyak berguna di dalam pertemuan umum dengan jalan mengemukakan kepuasan-kepuasan atau kekecewaan-kekecewaan dengan penuh perasaan. Segi positif langgam ini adalah akan menyenangkan si pendengar bila berisi tentang kepuasan-kepuasan atas keberhasilan, tetapi segi negatifnya akan menimbulkan sentimen jika berisi tentang kekecewaan atau keprihatinan-keprihatinan atas kejadian sosial di sekitar kita.
f. Langgam Teater
Langgam teater adalah langgam berpidato yang penuh dengan gaya dan mimik seperti yang diperankan oleh para aktor atau aktris dalam teater. Di dalam hal ini pembicara berpidato dengan akting lengkap dengan gerak wajah (mimik), gerak lengan, gerak kepala, dan pemakaian vokal lengkap dengan tekanan dan intonasinya seperti dalam pementasan panggung sandiwara.
I. Tempo, Dinamik, dan Warna Suara Dalam Berpidato
Keberhasilan sebuah pidato banyak bergantung pada penguasaan orang yang berpidato terhadap tempo, dinamik, dan warna suara. Tempo dapat diartikan cepat lambatnya pengucapan, tidak berbicara terlalu cepat atau sebaliknya. Dinamik berkaitan dengan keras lembutnya suara. Warna suara adalah kaitan antara kata yang diucapkan dengan suasana hati, misalnya suasana gembira, sendu, sedih, atau khidmat, sesuai dengan tujuan mata acara yang ditetapkan.
J. Ceramah
Ceramah merupakan pesan yang tujuannya memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk pada audiens yang bertindak sebagai pendengar. Sedangkan dalam kamus bahasa Indonesia ceramah adalah pidato yang bertujuan untuk memberikan nasehat serta petunjuk-petunjuk pada audiensi yang bertindak sebagai pendengar. Dengan melihat pada pengertian tersebut, ceramah bisa diartikan sebagai bentuk dari dakwah yakn dakwah bil-kalam yang berarti menyampaikan ajaran-ajaran, nasehat, mengajak seseorang dengan lewat lisan.
K. Ciri-ciri Ceramah
1) Mempunyai struktur yang lengkap, terdiri atas pendahuluan, isi, penutup.
2) Isi ceramah sesuai pada kegiatan yang ada.
3) Isi ceramah esti objektif, jelas, dan benar.
4) Isi ceramah tidak akan menimbulkan perselisihan di masyarakat.
5) Bahasa yang dipakai penceramah mudah dipahami pendengar.
6) Bahasa yang dipakai penceramah mesti santun dan rendah hati.
L. Jenis-jenis Ceramah
1) Ceramah Umum
Ceramah umum merupakan pesan yang tujuannya untuk memberikan sebuah nasehat serta petunjuk-petunjuk yang ditujukan terhadap khalayak ramai, atau masyarakat luas. Di dalam ceramah umum semuanya bersifat menyeluruh, maksudnya tak ada batasan-batasan apapun baik dari audiens yang sudah tua maupun yang masih muda, materinya pun tidak ditentukan, sesuai dengan acara.
2) Ceramah Khusus
Ceramah khusus merupakan ceramah yang bertujuan untuk memberikan nasehat dan petunjuk-petunjuk terhadap mad’u atau khalayak tertentu dan bersifat khusus baik itu materinya ataupun yang lainnya. Pada ceramah khusus ini, banyak batasan-batasan yang dibuat contohnya materi yang menyesuaikan dengan keadaan. Misalnya Peringatan Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
M. Tujuan Ceramah
1) Informatif
Informatif artinya untuk memberikan informasi pada pendengar tentang sebuah hal sehingga pendengar busa memahami atau mengerti isi informasi dengan jelas dan benar.
2) Persuasif
Persuasif artinya mengajak pendengar agar mengikuti apa yang sudah pembicara sampaikan supaya keyakinan pendengar semakin bertambah untuk melakukan sesuatu kearah yang lebih baik lagi.
3) Argumentatif
Argumentatif artinya untuk meyakinkan pendengar tentang sebuah hal.
4) Deskriptif
Deskriptif artinya untuk menggambarkan atau melukiskan tentang suatu keadaan.
5) Rekreatif
Rekreatif artinya untuk menghibur audiens atau pendengar supaya merasa puas.
6) Naratif
Naratif artinya untuk menceritakan sebuah hal pada pendengar.
N. Unsur-unsur Ceramah
a) Penceramah
Unsur dari ceramah yang pertama ialah penceramah itu sendiri yakni orang yang melakukan kegiatan ceramah. Untuk menjadi seorang penceramah, wajib mempunyai ilmu yang lengkap terhadap materi yang diberikan pada pendengar.
b) Pendengar
Unsur ceramah yang kedua ialah pendengar. Pendengar adalah orang yang menerima nasehat serta petunjuk dari penceramah.
c) Materi
Materi ceramah yang diberikan berasal dari ajaran-ajaran sebuah agama. Tapi, ceramah yang baik adalah ceramah yang bisa dan sanggup membuat pendengar terdorong serta tergugah untuk melakukan nasehat-nasehat yang sudah diberikan oleh penceramah. Selain itu, materi ceramah mesti disusun secara sistematis supaya materi disampaikan bisa diterima dengan baik oleh pendengar.
O. Metode Ceramah
Metode ceramah merupakan cara-cara yang dipakai oleh seorang penceramah untuk menjelaskan materi. Metode ceramah terbagi menjadi:
a) Impromptu
Metode Ceramah tanpa adanya persiapan.
b) Menghafal
Metode ceramah sudah melakukan persiapan, kemudian menghafalnya.
c) Membaca naskah
Metode ceramah dengan cara membaca naskah lengkap.
d) Ekstemporan
Metode ceramah yang menuliskan poin-poin sebagai catatan pengingat.
P. Struktur Ceramah
1. Pendahuluan
• Pembuka
Bagian yang berisi salam pembuka, ucapan syukur, serta ucapan penghormatan.
• Pengantar
Bagian yang berisi paragraf pengantar yang berpokok pada topik.
2. Isi Ceramah
• Inti
Bagian ini berisi paparan dari penceramah, pandangan umum penceramah,serta ilustrasi dari materi yang disampaikan oleh penceramah.
• Gagasan
Bagian ini berisi mengenai ide besar yang mau disampaikan penceramah kepada pendengar. Ceramah yang baik dan bagus berisi satu gagasan besar yang lalu bisa dikembangkan dalam subtopik.
3. Penutup
• Simpulan.
Ucapan permintaan maaf.
• Salam penutup.
Q. Kaidah Kebahasaan Ceramah
a) Memakai kalimat simpleks tunggal dan kompleks majemuk.
b) Memakai kata kerja mental, misalnya memprihatinkan.
c) Kalimatnya bersifat deklaratif serta imperatif (persuasive atau ajakan).
d) Memakai kata-kata yang menunjukkan hubungan argumentasi (sebab-akibat) satu dan yang lainnya.
e) Memakai kata-kata teknis atau peristilahan yang berhubungan dengan topik yang dibahas penceramah.
f) Memakai kata sapaan orang kedua atau ketiga yang sesuai dengan bahasa adat setempat, santun serta sesuai dengan kondisi atau situasi.